TENTANG BONJERUK
PROFILE DESA BONJERUK
Desa Bonjeruk
Desa Bonjeruk, yang didirikan pada tanggal 27 Agustus 1857, terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Desa ini resmi menjadi desa wisata pada tahun 2018.
Terletak pada ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut, Desa Bonjeruk didominasi oleh kawasan pertanian dan perkebunan yang subur. Desa ini dikelilingi oleh dua sungai, menciptakan lanskap alami yang indah dan menyejukkan. Kekayaan alam ini tidak hanya mendukung kehidupan pertanian, tetapi juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin merasakan keindahan dan kesejukan alam pedesaan.
Dengan konsep pariwisata berkelanjutan, Desa Bonjeruk berfokus pada pengembangan ekonomi masyarakat setempat melalui penyediaan berbagai layanan wisata. Wisatawan dapat menikmati berbagai aktivitas, seperti berkeliling kebun, menyusuri sungai, dan berpartisipasi dalam kegiatan budaya lokal. Semua ini dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan memperkuat perekonomian lokal.
LUAS WILAYAH
JUMLAH DUSUN
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KK
JUMLAH LAKI-LAKI
JUMLAH PEREMPUAN
591,7 Ha
14 Dusun
10.359 Jiwa
3.798 KK
5.124 Jiwa
5.235 Jiwa
Perisai
Bentuk dasar dari logo ini adalah perisai atau tameng yang mana perisai ini memberikan kesan aman dan tenang serta memberikan makna perlindungan bagi seluruh masyarakat desa bonjeruk
Lumbung padi (Berugaq Alang)
Gambar disamping adalah bentuk lumbung padi atau di suku sasak dikenal dengan nama berugaq alang yang merupakan bangunan khas suku sasak. Dalam logo ini berugak alang memberikan makna kesejahteraan.
Sawah dan Ladang
Bonjeruk merupakan daerah persawahan yang hijau dan tertata dengan indah oleh alam, merupakan simbol kemakmuran & kesuburan desa sebagai dampak positif dari kehidupan masyarakat yang rajin, optimis dan tak kenal menyerah.
Leweng Kuning
Sebuah benda atau alat budaya suku sasak untuk mempersatukan keluarga laki-laki & perempuan dalam sebuah tradisi atau adat pernikahan yang dikenal dengan istilah merarik dan biasanya digunakan pada prosesi sorong serah.
Padi dan Kapas
Padi & Kapas melambangkan Pancasila (sila ke-5) yang menggambarkan sandang dan pangan yang merupakan kebutuhan pokok seluruh rakyat indonesia tanpa memandang status dan kedudukan.
Jendela dan Al-Qur'an
Visualisasi jendela lumbung padi dan Al-Qur’an yang merefleksikan bahwa semua kegiatan sosial, kebudayaan dan kegiatan lainnya harus berlandaskan atas nilai-nilai agama.
SEJARAH DESA BONJERUK
Asal usul nama Desa Bonjeruk berasal dari keberadaan sebuah sumur yang ada di desa ini. Kata bun (memiliki arti ‘sumur’) dan jeruk (yang merujuk kepada pohon jeruk yang berada di atas sumur).
Desa bonjeruk sudah berdiri sejak tahun 1800-an di Pulau Lombok. Pada jaman dahulu, desa ini diperintah oleh sistem kerajaan kecil yang disebut sebagai kedatuan. Kedatuan yang ada di wilayah ini bernama Kedatuan Jonggat yang mana merupakan migrasi dari Kedatuan Pujut. Pada masa era kolonial, desa ini merupakan salah satu wilayah distrik (pemerintahan) Keresidenan Bali en Lombok yang dikenal sebagai Distrik Jonggat, dua distrik lainnya adalah Distrik Kopang dan Distrik Praya. Distrik Jonggat memiliki wilayah pemerintahan hingga mencapai kawasan selatan pulau Lombok (saat ini dikenal sebagai KEK Mandalika). Di era kemerdekaan, sistem kedistrikan mulai diberhentikan dan beralih menyatu dengan dengan Kabupaten Lombok Tengah, yang mana bupati pertama dari kabupaten ini berasal desa Bonjeruk yang juga mantan kepala Distrik Jonggat.
Beberapa daerah yang pada masa lalu dipimpin dengan sistem kedatuan biasanya memiliki karakteristik yang kuat dalam melestarikan budaya yang diturunkan secara turun-temurun. Hingga saat ini masyarakat desa Bonjeruk masih mempraktikkan tradisi, seni budaya, ritual adat, dan berbagai kearifan lokal lainnya, seperti: Tradisi Merangkat, Wayang Kulit, Gamelan Tawaq-Tawaq, pepaosan, ritual Besoq Gong dan lainnya.